PT Pegadaian Kantor Wilayah (Kanwil) IV Balikpapan, yang membawahi seluruh wilayah Kalimantan, terus mendorong bank sampah binaannya agar semakin adaptif dengan perkembangan zaman. Melalui Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (Forsepsi), Pegadaian mengajak bank sampah untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana edukasi sekaligus memperkuat peran mereka dalam mengelola sampah.
Deputi Operasional Pegadaian Kanwil IV Balikpapan, Ramdiyah, menegaskan bahwa digitalisasi menjadi langkah penting untuk memperluas jangkauan bank sampah. “Dengan digitalisasi, semakin banyak masyarakat yang tahu peran penting bank sampah, termasuk program Pegadaian dalam meng-Emaskan sampah melalui Tabungan Emas,” ujarnya saat membuka Konsolidasi Bank Sampah Binaan di Aula Pegadaian Kanwil IV, Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan Selatan, Kamis (14/8/2025).
Menurutnya, promosi melalui media sosial dan situs web akan membuat pesan edukasi dan layanan bank sampah lebih mudah menjangkau masyarakat luas. Harapannya, jaringan bank sampah binaan Pegadaian dapat berkembang menjadi lebih luas, modern, dan berdampak besar bagi lingkungan maupun ekonomi masyarakat.
Program Meng-Emaskan Sampah yang diintegrasikan dengan Tabungan Emas menjadi salah satu wujud nyata komitmen Pegadaian. Mekanismenya sederhana: masyarakat memilah sampah dari rumah, lalu menjualnya ke bank sampah binaan Pegadaian. Nilai penjualan tersebut kemudian dapat langsung dikonversi ke rekening Tabungan Emas. “Program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjadi langkah nyata menjaga kelestarian lingkungan,” jelas Ramdiyah. Ia menambahkan, pengelolaan sampah memang bukan persoalan mudah. Sampah yang tidak ditangani dengan benar bisa menimbulkan kerusakan lingkungan. Namun, jika dikelola dengan baik dan dikonversi menjadi Tabungan Emas, manfaatnya dapat dirasakan masyarakat dalam jangka panjang.
Kegiatan konsolidasi ini diikuti pengurus bank sampah binaan Pegadaian dari seluruh Kalimantan. Wakil Ketua Forsepsi, Syaifudin Zuhri, yang turut hadir, menekankan bahwa masalah sampah adalah tanggung jawab bersama. “Program meng-Emaskan sampah membuktikan bahwa sampah bisa disulap menjadi sumber daya. Di Surabaya saja, bank sampah binaan Pegadaian hingga kini telah berhasil menghimpun total 1 kilogram emas dari hasil penjualan sampah yang ditabung nasabah,” ungkapnya. Ia optimistis bank sampah binaan Pegadaian di daerah lain juga mampu mencetak capaian serupa, bahkan lebih besar, jika terus mendapat dukungan dan beradaptasi dengan perkembangan digital.