08 October 2024

Perbedaan TPS, TPR3R dan TPST

Dalam pengelolaan sampah, kita sering mendengar istilah TPS, TPS3R, dan TPST. Ketiga tempat ini memiliki fungsi yang serupa yaitu untuk menampung dan mengelola sampah, namun masing-masing memiliki peran dan sistem kerja yang berbeda. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara ketiganya agar kita dapat lebih memahami pentingnya peran fasilitas-fasilitas tersebut dalam menjaga lingkungan.

1. TPS (Tempat Penampungan Sementara)

Fungsi Utama: Tempat Penampungan Sementara atau TPS adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau pihak swasta untuk menampung sampah sebelum diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). TPS hanya berfungsi sebagai tempat penampungan awal di mana sampah dari masyarakat dikumpulkan sementara, sebelum diangkut untuk pengelolaan lebih lanjut.

Karakteristik TPS:

  • Sederhana dan mudah diakses: TPS umumnya tersebar di berbagai titik di pemukiman atau kawasan perkotaan dan bersifat sementara.
  • Tidak ada pemrosesan sampah: Sampah di TPS tidak dipilah atau diolah. Semua sampah, baik organik maupun anorganik, dicampur menjadi satu dan menunggu diangkut ke TPA.
  • Ketergantungan pada sistem pengangkutan: TPS sangat bergantung pada seberapa cepat petugas kebersihan atau truk pengangkut sampah mengambil sampah dan membawanya ke TPA.

Meskipun efektif sebagai tempat penampungan, TPS tidak mendukung upaya pengurangan sampah karena tidak ada pemilahan atau pengolahan.

2. TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah dengan Konsep Reduce, Reuse, Recycle)

Fungsi Utama: TPS3R adalah tempat pengolahan sampah yang mengadopsi konsep Reduce, Reuse, Recycle (mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang). Fasilitas ini lebih canggih daripada TPS karena selain menampung, TPS3R juga melakukan pemilahan dan pengolahan awal terhadap sampah yang masuk.

Karakteristik TPS3R:

  • Pemilahan sampah: Di TPS3R, sampah yang masuk dipilah menjadi sampah organik, anorganik, dan sampah yang dapat didaur ulang.
  • Pengolahan sampah organik: Sampah organik diolah menjadi kompos atau pupuk. Ini membantu mengurangi jumlah sampah yang harus dibawa ke TPA.
  • Daur ulang sampah anorganik: Sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan logam diolah kembali untuk digunakan ulang atau didaur ulang.
  • Efektif mengurangi volume sampah: Dengan adanya pemilahan dan pengolahan, TPS3R membantu mengurangi sampah yang harus dibuang ke TPA, mendukung keberlanjutan dan pengurangan limbah.

Dengan adanya TPS3R, masyarakat didorong untuk lebih sadar dalam memilah sampah dari rumah sehingga mempermudah proses pengelolaan sampah.

3. TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu)

Fungsi Utama: TPST adalah fasilitas pengolahan sampah yang lebih komprehensif daripada TPS dan TPS3R. Selain menampung dan memilah sampah, TPST memiliki fasilitas untuk mengolah sampah menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi atau energi. TPST juga sering kali melibatkan teknologi lebih canggih dalam pengolahan sampah.

Karakteristik TPST:

  • Pemilahan lebih mendalam: Sama seperti TPS3R, TPST juga melakukan pemilahan, namun pengolahan sampah di TPST lebih mendetail dan komprehensif.
  • Pengolahan menjadi energi atau bahan bakar: Beberapa TPST dilengkapi dengan teknologi yang bisa mengolah sampah menjadi energi, bahan bakar alternatif, atau produk baru seperti biogas dan RDF (Refuse-Derived Fuel).
  • Pusat daur ulang skala besar: TPST sering kali bekerja sama dengan industri daur ulang untuk memaksimalkan pemanfaatan bahan-bahan yang bisa didaur ulang.
  • Lebih kompleks dan terintegrasi: TPST bisa diibaratkan sebagai “pabrik” yang mengolah berbagai jenis sampah dengan metode yang terintegrasi, mulai dari pemilahan, kompos, hingga pengolahan energi.

Kesimpulan:

Ketiga tempat ini memiliki peran penting dalam siklus pengelolaan sampah. TPS berfungsi sebagai penampungan sementara sebelum sampah diangkut ke TPA, sementara TPS3R melakukan pemilahan dan pengolahan awal terhadap sampah, dan TPST adalah fasilitas yang lebih terpadu dengan teknologi lebih maju untuk mengolah sampah menjadi produk yang lebih berguna.

Pentingnya Fasilitas Ini untuk Pengelolaan Sampah: Dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan, semua jenis fasilitas ini diperlukan, namun penekanan lebih besar perlu diberikan pada TPS3R dan TPST. Pemilahan dan pengolahan sampah sejak awal bisa mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA dan membantu mengurangi polusi serta meningkatkan keberlanjutan lingkungan.

Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, ketiga fasilitas ini bisa menjadi bagian integral dari sistem pengelolaan sampah yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan.


Kegiatan Lainnya

FORSEPSI juga mengadakan berbagai kegiatan tambahan yang inovatif dan partisipatif.

Pegadaian Dukung Pemkot Bima dan FORSEPSI Gelar Aksi Lingkungan dalam HPSN 2025

Bima, 26 Februari 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, PT Pegadaian mendukung Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (FORSEPSI), bank sampah binaan PT Pegadaian, untuk bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, menggelar kegiatan Gerakan Biopori Nasional dan Aksi Bersih Sungai. Acara turut hadiri Rudy Kristijanto, Kepala Departemen Area Pulau Sumbawa PT Pegadaian, beserta jajaran pemerintah daerah, komunitas lingkungan, dan para relawan. Peringatan HPSN 2025 di Kota Bima menghadirkan solusi konkret dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular. Salah satu program utama dalam kegiatan ini adalah pemasangan perangkap sampah (trash barrier) di Sungai Lewi Jambu, yang diharapkan mampu menahan hingga 2 ton sampah plastik per bulan, sehingga dapat mencegah pencemaran laut. Selain itu, acara ini juga menandai peluncuran Program Organik Nasional, yang ditandai dengan pembuatan 1.000 lubang biopori di seluruh Kantor Cabang PT Pegadaian se-Indonesia. Lubang biopori ini bertujuan untuk mengurangi genangan air, meningkatkan daya serap tanah, serta mengelola sampah organik secara lebih ramah lingkungan. Acara dibuka secara resmi oleh Asisten 1 Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap, yang mewakili Walikota Bima. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya partisipasi semua pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan praktik pengelolaan sampah dari sumbernya. “Kolaborasi seperti ini harus terus diperluas agar memberikan dampak berkelanjutan bagi Kota Bima dan daerah lainnya,” ujar Alwi. Sebagai bentuk dukungan terhadap Permen LHK No. 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Ekonomi Sirkular, acara ini juga diisi dengan penandatanganan komitmen bersama antara PT Pegadaian, FORSEPSI, dan Pemerintah Kota Bima untuk memperkuat sinergi dalam pengelolaan sampah yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Rully Yusuf selaku Kepala Divisi ESG PT Pegadaian menyatakan harapannya, “Keberlanjutan lingkungan memerlukan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak. Melalui pendekatan Pentahelix, kami berharap sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media dapat semakin diperkuat untuk menciptakan dampak yang lebih luas dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat secara berkelanjutan,” Sebagai bagian dari komitmen dalam menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), PT Pegadaian aktif dalam mendorong inisiatif keberlanjutan melalui berbagai program berbasis lingkungan. Salah satu bentuk nyata kontribusinya adalah pembinaan 425 bank sampah serta edukasi pemilahan sampah anorganik dan pembuatan biopori di lingkungan kantor cabang dan unit kerja Pegadaian di seluruh Indonesia. Ketua Umum FORSEPSI, Mina Dewi, mengapresiasi kerja sama yang telah terjalin. “Dengan adanya kolaborasi ini, kami meluncurkan Program Organik Nasional dan Gerakan Bersih Sungai. Harapannya, melalui momentum HPSN ini, program-program FORSEPSI dapat semakin terintegrasi dengan pemerintah daerah dalam pengembangan bank sampah dan edukasi lingkungan. Kami juga berharap Kota Bima bisa menjadi role model dalam pengelolaan sampah dari sumbernya, sehingga bisa menginspirasi daerah lain di Indonesia,” ujar Mina. Melalui bank sampah PT Pegadaian menegaskan komitmennya untuk terus menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan bersih. Ke depan, program ini akan diperluas ke lebih banyak daerah dengan melibatkan berbagai mitra strategis, guna menciptakan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan bagi masyarakat dan ekosistem.   Tentang Pegadaian PT Pegadaian merupakan lembaga pembiayaan sosial yang berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat melalui layanan keuangan inklusif. Dengan berbagai inovasi layanan dan program sosial, PT Pegadaian terus berupaya menciptakan dampak positif bagi komunitas dan masyarakat secara luas.  

HPSN - Refleksi Tragedi Longsornya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwi Gajah Cimahi

Pengelolaan sampah telah menjadi isu global dan nasional yang masih menjadi permasalahan dan masih terus dilakukan upaya untuk mengatasinya. Salah satunya tragedi longsornya tempat pembuangan akhir leuwi gajah Cimahi tahun 2005, bencana terbedar kedua di dunia yang terdiri dari pengelolaan tempat pembuangan akhir dan menjadi "Bandung Lautan Sampah"  Hari peduli sampah nasional diperingati pada tanggal 21 Februari 2005. Pentingnya mengingat pengolahan sampah yang baik maka di peringatinya tragedi longsor tempat pembuangn akhir (TPA) Leuwigajah Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 sekitar pukul 02:00 WIB, Akibatnya 157 orang tewas dan banyak lainnya luka-luka serta kehilangan tempat tinggal.  Penyebab terjadinya tragedi ini disebabkan beberapa faktor yaitu: Pengelolaan Sampah yang Buruk: TPA Leuwigajah menerapkan sistem open dumping, dimana sampah hanya dibuang dna ditumpuk begitu saja tanpa pengelolaan yang memadai Curah Hujan Tinggi: Hujan deras yang terus menerus memicu longsoran sampah yang sudah tidak stabil Kurangnya Kesadaran Masyarakat: Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang benar juga menjadi faktor penyebab tragedi ini.  Kata sampah tidak jauh dengan kesan kotor ataupun jorok dan bau. Dengan inilah sifat masyarakat yang tidak tertarik dengan pemanfaatan sampah mejadi benda bernilai ekonomi. Peristiwa tragis ini menjadi titik balik bagi pemerintah dan masyarakat dalam memperbaiki sistem pengelolaan sampah di Indonesia. Sejak saat itu, HPSN telah digunakan sebagai motor penggerak dalam meningkatkan kesadaran dan mempromosikan gaya hidup yang lebih ramah lingkugan. HPSN diperingati dengan berbagai kegiatan seperti kampanye pengurangan sampah plastik. Operasi pembersihan lingkungan dan seminar tentang ekonomi sirkular Pemerintah bersama masyarakat dan industri, berupaya mencari solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin meningkat. Salah satu gerakan pemanfaatan sampah yaitu zero waste lifestyle yang dimulai dari yang kecil seperti memanfaatkan teknologi daur ulang sampah ataupun memiliki produk tanpa kemasam, "Zero waste adalah pilihan, bukan tres sesaat" Hari Peduli Sampah Nasional adalah saat yang penting bagi kita semua untuk merefleksikan dampak sampah terhadap lingkungan dan kehidupan. Tragedi Leuwigajah mengingatkan kita akan hal itu tanpa pengelolaan yang baik sampah bisa menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, diperlukan peran aktif masyarakat, pemerintah, dan industri untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Bank Sampah Kuantan Bersih Raih Penghargaan Bank Sampah Unit Terbaik 3 Tahun 2024

Jakarta, 16 Juli 2024 – Bank Sampah Kuantan Bersih mencatat prestasi gemilang dengan meraih penghargaan sebagai Bank Sampah Unit Terbaik 3 Tahun 2024. Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai pengakuan atas dedikasi mereka dalam pengelolaan sampah yang inovatif serta kontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat. Bank Sampah Kuantan Bersih telah menjadi pelopor dalam menciptakan dampak sosial melalui kegiatan edukasi yang berkelanjutan. Secara rutin, mereka mengadakan pelatihan yang mencakup: Pengelolaan Sampah Daur Ulang: Pelatihan ini mengajarkan masyarakat cara memilah dan mendaur ulang sampah sehingga dapat dimanfaatkan kembali. Pembuatan Kerajinan Tangan dari Limbah: Masyarakat diajarkan untuk mengubah limbah menjadi produk kreatif seperti tas, suvenir, dan berbagai dekorasi lainnya. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga sekitar, sehingga masyarakat dapat memperoleh tambahan penghasilan dari produk daur ulang. Bank Sampah Kuantan Bersih tidak hanya berhenti pada pengelolaan limbah, tetapi juga menunjukkan kreativitas yang luar biasa. Sampah yang terkumpul diproses menjadi berbagai produk bernilai, di antaranya: Tas dan Suvenir: Produk ini dipasarkan sebagai barang ramah lingkungan yang diminati masyarakat. Pupuk Kompos: Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi petani lokal. Pupuk Organik Cair (POC): Limbah organik cair diubah menjadi POC yang sangat berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dengan pendekatan inovatif ini, Bank Sampah Kuantan Bersih tidak hanya membantu mengurangi sampah di lingkungan tetapi juga menciptakan nilai tambah yang berdampak pada peningkatan ekonomi lokal. Penghargaan yang diterima oleh Bank Sampah Kuantan Bersih mencerminkan konsistensi mereka dalam menjalankan misi keberlanjutan. Program pelatihan dan inovasi produk mereka telah menjadi inspirasi bagi bank sampah lainnya di Indonesia. Dengan penghargaan ini, Bank Sampah Kuantan Bersih berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program inovatif yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Mereka berharap dapat menjadi model bagi bank sampah lain untuk menciptakan perubahan yang lebih luas.